Cara Membuat Ringkasan
Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan,
mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam
benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai
pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau
belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan
untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur.
1. Membaca Naskah Asli
Bacalah naskah asli sekali atau dua kali, kalau perlu
berulang kali agar Anda mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara
menyeluruh. Penulis ringkasan juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandangan penulis
naskah asli. Untuk mencapainya, judul dan daftar isi tulisan (kalau ada) dapat
dijadikan pegangan karena perincian daftar isi memunyai pertalian dengan judul
dan alinea-alinea dalam tulisan menunjang pokok-pokok yang tercantum dalam
daftar isi.
2. Mencatat Gagasan Utama
Jika Anda sudah menangkap maksud, kesan umum, dan
sudut pandangan pengarang asli, silakan memperdalam dan mengonkritkan semua hal
itu. Bacalah kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil
mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Pokok-pokok
yang telah dicatat dipakai untuk menyusun sebuah ringkasan. Langkah kedua ini
juga menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan. Yang menjadi sasaran
pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea, kalau perlu
gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensial untuk memperjelas gagasan
utama tadi juga dicatat.
3. Mengadakan Reproduksi
Pakailah kesan umum dan
hasil pencatatan untuk membuat ringkasan. Urutan isi disesuaikan dengan naskah
asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat
baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Bila
gagasan yang telah dicatat ada yang masih kabur, silakan melihat kembali teks
aslinya, tapi jangan melihat teks asli lagi untuk hal lainnya agar Anda tidak
tergoda untuk menggunakan kalimat dari penulis asli. Karena kalimat penulis
asli hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan
kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4. Ketentuan Tambahan
Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang
baik.
1. Susunlah
ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
2. Ringkaskanlah
kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang,
gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
3.
Besarnya
ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam
ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang
dianggap penting.
4.
Jika
memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski
terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk
menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau
rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
5. Anda
harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat
dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan
Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang
dimasukkan dalam ringkasan.
6. Agar
dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan
sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang
pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis
dengan sudut pandangan orang ketiga.
7. Dalam
sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan
seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus
dari karangan asli, maka iharuslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah
ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh
kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah
merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak
dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada. Tapi
perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda harus meringkaskan suatu
buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya, perhitungan yang harus
Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1.
Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah
halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata
= 78.750 kata.
2. Panjang
ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang
ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan
berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan
kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi,
maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata = 225. Jumlah halaman yang diperlukan
adalah: 7.875:225 = 35 halaman.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar