Minggu, 27 Februari 2011

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

A. Pengertian Investasi

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal . Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga .

B. Kemajuan Investasi di ASEAN

Di tengah friksi tajam di antara sesame Negara industri maju serta terpuruknya kinerja perekonomian kebanyakan negra berkembang di kawasa Amerika latin dan Afrika , perekonomian negara-negara di asia timur danasia tenggara melenggang laju. Setidaknya hingga tahun2010 kontribusiproduk domestik bruto (PDB ) mereka dalam PDB total dunia hanya akan meningkat 1% saja menjadi 5% , dari 4% ditahun 1991. Sementara itu ,mekipun ASEAN di pandang termasuk sebagai perekonomian yangpaling dinamis di seluruh dunia , anbahkan prestasi pencapaiannya di juluki sebagai mukzijat ( world Bank,1993 ) , namun kinerja ekonomi negara – negara anggota ASEAN ( kecuali Singapura ) masih jauh tertinggal bila di bandingkan dengan pencapaian NIEs. Di tengah suasana persaingan yang kian ketat dan setiap negara berlomba – lomba mengkonsolidasikan perekonomiannya dalam rangka menghadapi tantangan – tantangan baru , maka perekonomian ASEAN menjelang pergantian abad ini betul – betul di hadapkan kepada lingkungan strategik yang telah berubah secara mendasar.

Gelombang reformasi ekonomi telah berlangsung di banyak negara berkembang . Dikawasan Aerika Latin ,praktis seluruh Negara telah merampungkan periode stabilisasi ekonomi yang pada umumnya disertai oleh reformasi politik yang signifikan pasca kemelut utang luar negeri , untuk selanjutnya menata sector riil dengan lebih seksam dan sistematis. Maslah ibi sudah tentu membutuhkan political arrangement baru yang sejalan dengan tuntutan demokratisasi yang terus saja menggeliniding , sekaligus untuk memelihara momentum reformasi ekonomi itu sendiri . Kawasan Asia selatan kini juga mulai menggeliat maju . Bahkan negara- negara yang selama ini nyaris terbenam dari peergaulan ekonomi internasional seperti Nepal dan Mongolia , turut mengalami demam reformasi . Tentu saja bintangnya adalah India .

Betapa tidak ,kini investor asing semakin gencar masuk ke India . Lembaga –lembaga internasional turut pula menopang dengan menyalurkan bantuan lunak . Dengan di topang oleh capital inflow dalam bentuk PMA dan pinjaman lunak , keseimbangan eksternal India semakin mantap . Sehingga peningkatan ekspor yang sangat pesat belakangan ini benar – benar diharapkan menjadi modal India agar lebih percaya diri menyongsong keterbukaan system perdagangan dan perekonomian di dunia yang tak terhindarkan .

Seandainya beberapa Negara dikawasanyang masih tetap “ panas “ ini mampu meredam gejolak – gejolak politik internalnya suatu konsekuensi yang tidak bisa di tolak maka sulit bagi meraka untuk membayangkan kondisi perekonomian Asai Selatan yang serba lebih baik.Negara – Negara di Asia Tenggara yang semula tertutup berpuluh – puluh tahun di tengah gemuruh industrialisasi di negara – negara tetangganya ( NICs dan ASEAN ) juga telah memasuki transisi menuju keterbukaan .

C. Arus Investasi ASEAN

guna memanfaatkan momentum itu ,yang paling di butuhkan oleh Negara yang sedang berkembang terutama yang masih dalm relative terbelakang adalah kucuran dana dari luar negeri . Lebih dari itu negara – negara berkembang sangat membutuhkan bantuan keuangan dengan syarat – syarat yang lunak bahkan dalambntuk hibah murni . Ironisnya di tengah kebutuhan negara – negara terbelakang akan aliran dana segar pergerakan justru financial dunia yang terbesar terjadi di negara maju .Lebih ironis lagi dalam beberapa tahun terakhir terjadi aliran dana keluar dari negara – negara berkembang ( NSB ) ke negara maju (net transfer negative yang di alami NSB ) terutama sebagai akibat dari beban utang yang kian menignkat di tambah dengan pelarian modal dari NSB . Negara berkembang yang paling tersisih dari arus keuangan internasional khususnya dari sumber swasta adalah negara yang relative miskin teruama di kawasan Afrikas dan Pasifik Selatan . Sebaliknya negara berkembang yang dinamis yang telah melakukan pembaruan ekonomi secara progresif justru kian di incar sebagai pilihan lokasi investasi yang menjanjikan rate of return yang menarik di bandingkandengan negara asal modal .

Sementara itu , dinamika arus financial global setelah paruh kedua dasawarsa 1980-an telah jauh berbeda dengan periode sebelumnya . Bank – bank komersial sebagai sumber pasokan dana utama kian berhati – hati karena tidak lagi mau mengulang petaka yang nyaris memporak – porandakan sistem keuangan internasional akibat krisis utang di awal 1980-an . Data dari world bank tahun 1993 mengindikasikan peluang – peluang pendanaan investasi di negara – negara berkembang kian terbuka , beragam dan risk sharing . Sekalipun jika dibandingkan dengan arus dana yang masuk ke negara- negara maju porsi arus dana yang masuk ke negara berkembang masih sangat kecil . Sumber penanaman modal asing langsung ( direct foreign investment ) yang berasal dari negara maju adlah sebesar 97% sedangkan untuk tahun 1990 saja sebesar 96% . Sekalipun porsi PMA langsung yang berasal dari NSB masih sangat kecil jumlahnya dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup berarti khususnya sejak paruh1980-an . Cina mulai agresif melakukan invstasi di luar negeri kecenderungan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari strategi penigkatan ekspor Cina .

Adapun data yang bersumber dari asean development review 1993 menunjukan penyerapan PMA langsung yang terbesar bahkan sangat mendominasi adalah negara – negara maju sendiri yakni mencapai sebesar 81% dari seluruh dana PMA yang tersedia untuk periode tahun 1976 hingga 1990 dan angka ini menjadi 85% di tahun 1990 saja . Penyerap terbesar adalah Eropa dan Amerika Serikat masing –masing 53% dan 24% di tahun 1990 . Negara yang telah melakukan reformasi ekonomi dan sekaligus membuat perekonomiannya dinamis yang ternyata berhasil menyedot PMA langsung . Di tengah perubahan pola pembiayaan eksternal yang menempatkan PMA langsung sebagai sumber pembiayaan yang semakin penting yakni sebagai akibat dari terus meningkatnya porsi pembiayaan oleh swasta dalam bentuk keterlibatan penuh atau joint venture maka prospek masuknya arus PMA secara langsung ke negara terbelakng ( tidak memiliki prospek yang cerah ) semakin suram sebaliknya ke Negara yang telah menunjukan perkembangan ekonomi yang relative dinamis secara konsisten prospeknya semakin cerah . Prospek yang cukup cerah ini juga tercermin dari peningkatan porsi obligasi dan equity portpolio.

Posisi ASEAN sebagai penerima PMA langsungmenunjukan peningkatan pesat pada paruh kedua 1980-an. Jika selama kurun waktu 1981 – 1985 ( tanpa Singapura dan Brunei Darussalam ) hanya merebut 9,7% maka pada periode 1986 – 1990 porsinya meningkat dua kali lipat menjadi 16,2% . Diantara negara ASEAN pun terjadi perkembangan yang menarik sejak paruh kedua 1970-an Indonesia tidak lagi merupakan penyarap terbesar posisinya di gantikan oleh Malaysia yang selam periode 1981 – 1985 menyerap 65,1% dari total PMA langsung yang masuk ke ASEAN . Dalam 5 tahun selanjutnya peranan Malaysia tetap teratas walaupun masih di bayangi secara ketat oleh Thailand . Pada tahun 1992 konfigurasi kembali lagi Malaysia menyedot 52% , Thailand dan Indonesia Msaing – masing 25% dan 21% sedang Philipina hanya 3%.sementara itu Singapura tetap saja tak tertandingi .

Biarpun porsi ASEAN mengalami peningkatan namun persaingan kini di hadapinya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur semakin tajam . Pesaing terbesar dating dari Cina dalm periode 1986 – 1990Cina menyerap 14% dari total PMA langsung yang masuk ke negara berkembang adapun peran NIEs di luar Singapura cenderung menunjukan pernurunan . Ini tidak berarti bahwa daya tarik NIEs meredup melainkan justru mereka beralih menjadi sumber pasokan dana yang semakin penting bagi Negara – negar tetangganya termasuk Cina .





Sumber : Perekonomian Indonesia , Faisal Basri .